Dr Chatief Kunjaya, Presiden International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA), bertandang ke Belitung dan bakal ajak ratusan pelajar melihat Mars! Acara ini akan digelar pada Sabtu (21/7/2018) sekitar pukul 19.00 WIB, pantai wisata Tanjung Pendam, Kecamatan Tanjungpandan.
Ya, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) 1986 itu khusus datang ke Belitung untuk membimbing ratusan pelajar dari Kabupaten Belitung dan Belitung Timur, belajar ilmu astronomi.
Ilmu Astronomi yang dikenalkan tersebut merupakan bentuk edukasi kepada kalangan pelajar demi mendukung gerakan Geopark Nasional Pulau Belitong menuju Unesco Global Geopark (UGG). Dr Chatief Kunjaya sendiri, sang Astronom, membimbing pelajar melihat planet Mars menggunakan teropong, saat melintas terdekat dengan bumi.
“Apabila masyarakat ingin mencoba kami persilahkan. Kemarin profesor itu (Dr Chatief Kunjaya) sudah membantu teropong bintang, tinggal besok (hari ini) pengaplikasian, dengan moment planet mars melintas dekat ke bumi,” kata Ketua Badan Pengelola Geopark Kabupaten Belitung, M Ubaidillah, seperti dilansir posbelitung.co, Jumat (20/7/2018).
Fenomena Alam yang Langka
Salah satu kegiatan yang mempunyai nilai pendidikan dan rangkaian dari Geopark Belitung ini memang harus memanfaatkan adanya fenomena langka ini. Berbagai fasilitas disiapkan dengan matang. Tersedia empat teropong bintang milik Kabupaten Belitung, dan lima teropong bintang milik Kabupaten Belitung Timur. Semuanya akan disiapkan buat melihat fenomena alam tersebut.
“Itu pelajar yang terlibat nanti, sekitar 200 orang dari Belitung dan Belitung Timur. Semua pelajar SMA/SMK/MAN. Ini sebagai salah satu sosialisasi Geopark dalam pengenalan astronomi. Tahun lalu sudah pernah di Belitung Timur, tahun ini di Kabupaten Belitung,” kata Ketua Badan Pengelola Geopark Pulau Belitung, Dyah Erowati.
Ilmu astronomi tersebut memang terbilang sangat penting buat dipelajari oleh kalangan pelajar. Salah satunya sebagai wujud buat mengembangkan wisata astronomi di Pulau Belitung. Selain itu, para pelajar tersebut dapat mengetahui, bahwa ilmu perbintangan dan astronomi tersebut bisa dijual sebagai pariwisata.
(*sumber: http://traveltodayindonesia.com)